KHARISMA MADANI, “ We Are Different “ !!!
![]() |
Sebagai Koperasi yang berbasis pelayanan “Service of Excellence “, Kharisma Madani menawarkan rangkaian pelayanan yang “ uniqe dan personal touch “ untuk melayani dan memenuhi kebutuhan -kebutuhan spesifik para Anggota dan Calon Anggota.
Sebagai Koperasi Serba Usaha, Kharisma Madani telah bekerja keras untuk melayani dengan maksimal, dengan cara menambah bidang usaha yang prospektif, sesuai permintaan dan kebutuhan para Anggota dan Calon Anggota. dengan tetap memperkuat sisi kredit, dan menjaga tingkat kesehatan Koperasi, tidak lupa mempersiapkan berbagai paket hadiah tabungan yang menarik bagi Anggota, Calon anggota dan Masyarakat.
Kharisma Madani, “ We are Different “ memiliki sejumlah keunggulan yang menjadi kunci keberhasilan dalam menyediakan pelayanan dan jasa yang bermanfaat untuk para anggota dan calon anggotanya
- Team manajemen yang professional, Jujur, competitive dan penuh integritas.
- Local genius sebagai Sumber daya manusia yang prima dan berorientasi pada pelayanan “ Service of Excellence “
- Produk dan jasa yang inovatif dapat memenuhi kebutuhan Anggota dan Calon anggota.
- System Informasi teknologi yang canggih,up to date dan efektif.
- erupaya terus-menerus untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas.
- Kemampuan memperoleh dan membina hubungan berdasarkan kepercayaan anggota, calon anggota dan masyarakat.
Produk dan Jasa
Seiring dengan tujuan kami untuk menjadi Koperasi yang berkwalitas dan terdepan, Seluruh jajaran struktur organisasi secara terus-menerus berupaya dan bekerja untuk memperluas ragam Produk dan Jasa. Kami akan selalu memastikan bahwa produk dan jasa kami berkwalitas dan selalu mempertimbangkan kebutuhan para anggota dan calon anggota. Lebih jauh lagi, kami akan terus menyempurnakan produk dan jasa yang kami sediakan, atas dasar pertimbangan kebutuhan Anggota dan Calon Anggota yang selalu berubah.
Bagi para Anggota khususnya, terutama para pelaku usaha kecil dan menengah, kami menyediakan beberapa “ Fasilitas Plus “, a.l : fasilitas kredit lebih murah, konsultasi management, Informasi Teknologi, dan sebagainya, yang bisa membantu dalam membangun dan memperkuat usaha. Secara umum kami juga menyediakan pelayanan konsultasi dan bimbingan mental Spiritual. Kami juga menyediakan media komunikasi untuk anggota dan calon anggota ataupun masyarakat umum, dalam bentuk tabloid bulanan, dengan tajuk “ Bisnis dan Spiritual “.
Informasi Tekhnologi
Kharisma Madani bisa berbanga atas keputusannya untuk mempergunakan system informasi tekhnologi yang up to date dan canggih, yang merupakan salah satu unsur penting dalam kekuatan kompetitif untuk menuju Koperasi yang berkwalitas dan terdepan.
Berkat penggunaan informasi teknologi yang up to date dan efektif, kami telah diakui baik oleh Anggota, Calon anggota, masyarakat umum dan competitor kami. Merupakan satu Keputusan kami yang sangat mendasar dan fundamental dalam mengunakan system IT yang up to date, guna memaksimalkan efisiensi operasional dan menyempurnakan pelayanan “ Service of Excellence “ kami kepada anggota dan calon anggota
Pengembangan Usaha dan Jaringan
Dengan memanfaatkan system informasi tekhnologi dan local genius sebagai sumber daya manusia yang prima dan “kedekatan” dengan local people, Kharisma Madani telah berhasil memperluas jangkauan usahanya, guna lebih effisien dan efektifnya pelayanan kepada anggota dan calon anggota. Sampai saat ini anggota dan calon anggota dapat melakukan transaksi di 3 ( tiga ) kantor pelayanan kami, yaitu kantor cabang Utama Sesetan, kantor cabang pembantu Unagi dan kantor cabang pembantu Pakerisan.
Melalui marketing dan Kolektor kami, kami menyediakan jasa pelayanan untuk memenuhi keperluan para anggota dan calon anggota kami, seperti : setor/tarik Tabungan sukarela, menjemput pembayaran cicilan kredit, pembayaran listrik dan telepon secara kolektip, guna pelayanan yang prima dan menjaga hubungan dengan para debitur, kami telah mengembangkan konsep komunikasi yang efektif, serta jasa-jasa lainnya yang mempermudah anggota dan calon anggota.
Sejauh ini, kami beroperasi di 3 ( tiga ) kantor operasional, yang sudah dapat pengesahan dari dinas Koperasi. Di masa mendatang, sesuai motto kami “ berbagi kesempatan menuju masyarakat Madani “, kami akan membuka peluang-peluang bagi local genius untuk ikut berpartisipasi dengan kami membangun bangsa ini dibidang perekonomian kerakyatan dengan cara membuka lebih banyak kantor cabang ataupun kantor cabang pembantu di berbagai daerah lainnya. Sementara itu, kami sedang berupaya untuk membuka usaha Developer , untuk bisa menyediakan Kredit perumahan untuk para Pengelola, anggota dan calon anggota. Kami juga sedang berusaha menyediakan dan menjalin kerjasama dengan beberapa gerai, toko dan tempat perbelanjaan umum untuk bisa menggunakan “kartu keanggotaan” anggota Koperasi sebagai sarana untuk mendapatkan kemudahan dan privileges.
Yes………., We are Different !!!
Pemerintah Ubah Lambang Koperasi Indonesia
Dalam rangka memperkuat visi dan misi Koperasi Indonesia dalam mempersatukan tekad, semangat berdasarkan nilai dasar dan prinsip dari jatidiri koperasi, untuk meningkatkan citra dan eksistensi koperasi serta kepercayaan terhadap koperasi indonesia, maka untuk mendorong dan meningkatkan kinerja pengurus dan pengelola serta prestasi anggota koperasi, Pemerintah memandang perlu melakukan perubahan Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia.
Perubahan Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia.
Peraturan Menteri ini antara lain memuat tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia yang wajib digunakan secara resmi sebagai identitas Gerakan Koperasi Indonesia dan Bagi Gerakan Koperasi diseluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang koperasi Indonesia.
Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru.
Dinas yang membidangi koperasi dan UKM di tingkat provinsi dan kabupaten/kota agar mensosialisasikan penggunaan lambang koperasi Indonesia ini kepada seluruh gerakan yang menjadi kewenangan dalam pembinaannya.
BENTUK :
Logo Sekuntum Bunga Teratai bertuliskan KOPERASI INDONESIA
Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi :
1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
c. sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,keadilan dan demokrasi;
d. selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat :
a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
c. Tata Warna :
1. Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9;
2. Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25;
3. Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21;
4. Perbandingan skala 1 : 20.
Belajar Koperasi
Meskipun sudah berusia 60 tahun lebih (dan 61 tahun pada tanggal 12 Juli 2008 nanti) apa itu Koperasi belum begitu dipahami dengan benar oleh bangsa Indonesia. Bahkan banyak paara anggota Koperasi yang belum tahu makna dari mahluk yang bernama Koperasi ini.
Koperasi: Mahluk apa itu?
Koperasi adalah asosiasi [1] orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi.
Dari pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
- Asosiasi orang-orang. Artinya, Koperasi adalah organisasi yang terdiri dari orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang merasa senasib dan sepenanggungan, serta memiliki kepentingan ekonomi dan tujuan yang sama.
- Usaha bersama. Artinya, Koperasi adalah badan usaha yang tunduk pada kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya modal sendiri, menanggung resiko, penyedia agunan, dan lain-lain.
- Manfaat yang lebih besar. Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya, sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi lebih besar.
- Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan aturan, harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila dianggap perlu, seperti untuk kepentingan investasi.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Sementara menurut ICA[2] Cooperative Identity Statement, Manchester, 23 September 1995, Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.
Prinsip-prinsip Koperasi[3]
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi Koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai Koperasi.
- Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.
- Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusaan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis.
- Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demoktaris. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti di bawah ini : a) Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. b) Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi. c) Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.
- Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu haarus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya: a) Pengawasan yang demokratis dari anggotanya. b) Mempertahankan otonomi koperasi.
- Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengawas, manager, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada maasyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh masyaralat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.
- Kerjasamaa antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan internasional, maka: a) Gerakan Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif. b) Dapat memperkuat gerakan Koperasi.
- Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh Rapat Anggota.
Sementara itu Prinsip Koperasi menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian adalah:
- Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
- Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
- Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
- Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
- Kemandirian.
- Pendidikan perkoperasian.
- Kerja sama antar Koperasi.
[1] Asosiasi berbeda dengan kelompok. Asosiasi terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama. Lazimnya, yang menonjol adalah kepentingan ekonominya. Sedangkan kelompok terdiri dari orang-orang yang belum tentu memiliki kepentingan yang sama. Umumnya yang menonjol adalah unsul sosialnya.
[2] ICA adalah gabungan gerakan Koperasi internasional yang beranggotakan 700 juta orang lebih, berasal dari 70 negara, berpusat di Genewa, Swiss. Untuk wilayah Asia-Pasifik berkantor di New Dehli, India.
[3] Prinsip yang dianut oleh gerakan Koperasi internasional saat ini adalah yang dicetuskan pada kongres ICA (International Cooperative Alliance) di Mancchester, Inggris pada tanggal 23 September 1995.
POKOK-POKOK PIKIRAN DEWAN KOPERASI INDONESIA:
Dewan Koperasi Indonesia mendukung sikap politik Presiden RI yang menegaskan tentan pentingnya pelaksanaan ekonomi pasar yang berorientasi sosial. Karena itu, Dewan Koprasi Indonesia mendukung upaya untuk mengoreksi pemilikan asing dengan cara membatasi penguasaan dan pemilikan asing yang telah mendominasi wilayah kedaulatan ekonomi nasional. Harus kita sadari mandat konstitusi tidak dapat menjadi barang titipan kepada pihak asing;
Dewan Koperasi Indonesia mengharapkan pemerintah dengan tegas merumuskan kembali ketentuan yang ada agar terselenggara perlindungan kepada kepentingan rakyat jelata khususnya yang menyangkut pengusahaan air, penguasaan dan pengusahaan tanah dan kekayaan yang terkandung didalamnya serta berbagai industri strategis yang menyangkut kepentingan keamanan dan hajat hidup orang banyak seperti industri telekomunikasi, perbankan, dan industri farmasi. Secara khusus Dewan Koperasi Indonesia meminta peninjauan kembali Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal agar sesuai dengan mandat konstitusi;
Dewan Koperasi Indonesia menyadari bahwa sebagian dari penyimpangan konstitusional yang terjadi bukanlah semata-mata karena kurangnya peraturan, namun karena kelemahan apartur di tingkat pusat dan daerah yang telah gagal menangkap amanat konstitusi dan kepentingan rakyat jelata. Karena itu Dewan Koperasi Indonesia mendukung berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah secara khusus dalam hal pemberantasan korupsi serta penertiban penggunaan anggaran agar pelayanan publik dapat terselenggara secara optimal. Hal yang sama untuk terselenggaranya efisiensi birokrasi sehingga terhindar dari ‘ekonomi biaya tinggi’ melalui standarisasi dan otomatisasi serta transparansi pelayanan publik khususnya untuk mendorong kegiatan usaha;
Dalam situasi keprihatinan dengan terjadinya berbagai bencana di tanah air, Dewan Koperasi Indonesia telah dan akan terus mendukung untuk lebih cepatnya penanganan darurat bencana secara lebih partisipasif sebagai tugas kolektif seluruh bangsa serta upaya pemulihan ekonomi rakyat di daerah bencana.
KOPERASI: Sokoguru Ekonomi Indonesia?
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dikatakan bahwa KOPERASI adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Sementara itu dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diamandemen) kata KOPERASI ini disebut dan dicantumkan dalam penjelasan pasal 33. Namun setelah amandemen, penjelasan atas pasal-pasal dari UUD 1945 dimasukkan dalam batang tubuh. Entah sengaja atau karena khilaf, ternyata kata KOPERASI ini tidak ikut masuk. Alias ketinggalan atau malah ditinggalkan?
Nampaknya para penyusun UU No. 22 Tahun 1992 itu (Presiden dan DPR) sudah lupa bahwa para founding father kita bercita-cita untuk menjadikan KOPERASI sebagai sokoguru perekonomian Indonesia. KOPERASI dianggap sebagai badan usaha yang terlalu banyak merepoti pemerintah. Karena banyak kredit program yang diterima KOPERASI (utamanya KUD) raib diselewengkan pengelolanya.
Namun kenyataan di lapangan, berbicara lain. Saat Indonesia mengalami krisis berkepanjangan, justru eksistensi KOPERASI nampak nyata. Saat hampir semua bank-bank besar macam BCA, Bank Lippo (bank swasta) , maupun bank pemerintah: Bank Bumi Daya, Bank Bapindo dan Bank Dagang Negara (yang kemudian ketiga bank terakhir dilebur menjadi Bank Mandiri) dan banyak bank lain pada colaps, KOPERASI masih bisa menjadi tumpuan anggota dan masyarakatnya dalam hal melayani keperluan modal.
Tak bisa dibayangkan, manakala saat itu, selain bank, KOPERASI juga ikut colaps, pasti akan semakin banyak jumlah angkatan kerja yang mengalami PHK.
Meskipun demikian, sampai sekarang, di mata perbankan, posisi tawar KOPERASI masih dipandang sebelah mata. Untuk bisa memperoleh kredit, di banyak bank, perlu KOPERASI melengkapi banyak persyaratan yang sering merepotkan. Memang banyak KOPERASI yang nakal. Tapi masih lebih banyak KOPERASI yang baik.
KOPERASI dan koperasi, dalam praktek, ada bedanya. KOPERASI (yang sejati) dibentuk dari, oleh dan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Sementara koperasi dibentuk seorang seorang pemodal yang ingin memutar uangnya di koperasi. Hal ini dimungkinkan, karena untuk membentuk koperasi, pasca reformasi, sangatlah mudah.
Dulu, badan hukum KOPERASI harus disahkan oleh Kantor Wilayah Koperasi Propinsi Jawa Timur, selaku wakil dari Pemerintah. Sekarang, cukup disahkan oleh Dinas Koperasi Kabupaten/Kota saja.
Sejatinya KOPERASI dibentuk demi untuk kesejahteraan anggotanya. Sementara koperasi dibentuk demi keuntungan pemodal semata. Ibaratnya PT berbaju koperasi. Bahkan, tak jarang, mereka (para pemodal) itu rela membeli badan hukum KOPERASI yang sudah tidak aktif lagi dengan nilai tak kurang dari puluhan juta rupiah.
Jadi, ketika UUD 1945 sudah menganggap tidak perlu untuk mencantumkan lagi kata KOPERASI, ketika perbankan masih memandang KOPERASI dengan sebelah mata, ketika banyak PT yang beroperasi dengan kedok koperasi, MASIHKAH KOPERASI DIANGGAP SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA?
SUMBER : http://berkoperasi.blogspot.com/
Efisiensi Biaya dan Peningkatan Hasil Acuan Subak Ikuti Yarnen Bali Madani
Program Yarnen (bayar panen) Bali Madani telah berjalan dengan baik di Subak Margaya, Denpasar Barat dan di Subak Renon, Denpasar Selatan. Program yang dirintis Unit Agro Kharisma Farm dari Koperasi Kharisma Madani Denpasar ini, merambah ke wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Denpasar Timur, sebagian Denpasar Selatan dan Denpasar Utara. Pelaksanaan kegiatan ini terpacu dari hasil panen dari program yang telah dilaksanakan oleh peserta sekolah lapang khususnya di Subak Margaya dan Pagutan, Denpasar Barat yang telah berakhir awal Desember 2011.Keberhasilan penerapan program Yarnen di beberapa subak di Denpasar dengan perlakuan pupuk organik Agrodyke pada tanaman padi, tanpa penggunaan pupuk anorganik seperti Urea, telah menarik minat para petani untuk menjadi bagian dari program tersebut.
“Menurut hasil ubinan pada pertengahan November 2011, padi yang digarap dengan pupuk Agrodyke oleh Jro Mangku Madri diperoleh hasil 7 ton per hektar. Perlakuan tersebut tanpa memakai pupuk dasar seperti Urea, KCL, maupun Ponska. Pada saat pengolahan lahan sudah diberikan pupuk dasar kotoran sapi,” jelas Wayan Cita,SP., Kepala Bidang Pengkajian Teknologi Pertanian dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Hortikultura Kota Denpasar.
Hasil panen dengan perlakuan pupuk dasar, dan dilengkapi pupuk Agrodyke kata Wayan Cita, diperoleh hasil 12 ton per hektar. Dihitung dari segi biaya produksi, ternyata perlakuan dengan pupuk Agrodyke saja, lebih murah satu setengah juta rupiah. “Nah, apakah dengan perlakuan seperti itu di wilayah Denpasar Utara dan Timur akan mendapatkan hasil yang sama? Untuk membuktikannya, kami dari pihak Dinas Pertanian dan Hortikultura Denpasar mengajak Koperasi Kharisma Madani selaku penggagas program sekaligus supplier pupuk Agrodyke, untuk menerapkannya di beberapa subak di wilayah kami,” terangnya.
Akhir pelaksanaan sekolah lapang di Subak Pagutan, terungkap beberapa hal yang terkait dengan perlakuan pupuk Agrodyke dan bio urine plus. “Secara umum terjadi peningkatan hasil produksi, yang biasanya diperoleh 7 ton per hektar, kini 9 ton,” terang AA Wirawan, Pekaseh Subak Pagutan, Denpasar Barat.
Di Subak Pagutan, sangat jarang petani menjual hasil panennya. Umumnya hasil panen disimpan untuk konsumsi rumah tangga sendiri. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan koperasi untuk saat ini belum bisa dipenuhi.
Mulai Menggeliat
Aktivitas petani di wilayah Denpasar Timur kini mulai menggeliat menyusul selesainya perbaikan bendungan yang mengairi sawah-sawah di kawasan itu, yang hampir empat bulan dikerjakan. Beberapa subak di wilayah Denpasar Timur yang akan ikut program Yarnen Bali Madani -- Subak Pemanis, Paang, Taman, Saba -- dengan luasan sekitar 17 hektar kini sudah mulai memperlihatkan aktivitas. “Luasan tersebut akan terus bertambah, mengingat sebagian besar telah selesai panen,” ungkap Nyoman Gedoran, Pekaseh yang mengendalikan keempat subak di kawasan itu.
Kata Gedoran, para petani tertarik mengikuti program ini setelah mendengar hasil yang dicapai para petani Subak Margaya dengan efisiensi biaya produksi. Selain itu, pupuk Agrodyke dikatakan mampu memperbaiki struktur tanah, menetralisir pH tanah, serta mengurangi residu yang bersifat racun. “Pada musim tanam Desember 2011 – Maret 2012 ini kami coba ikut program Yarnen dengan memakai tekonologi pupuk Agrodyke ini,” katanya.
Sementara di wilayah Denpasar Utara, Subak Umalayu menyatakan akan mencoba mengikuti program arnen ini dengan luasan yang direncanakan 20 hektar. “Saat ini petani kami sedang menunggu traktor untuk mengolah lahan,” jelas Made Suarta, Pekaseh yang membawahi Subak Umalayu dan Anggabaya, saat sosialisasi di subak itu, Kamis 22 Desember 2011.
Dalam diskusi bertempat di Balai Banjar Anggabaya, juga dibahas perihal penanganan pasca panen yang akan dikerjasamakan dengan perusahaan penggilingan setempat. Lebih diutamakan agar kelompok tani yang sudah ada, mau mengambil pekerjaan tersebut. Sebab, selain akan menambah kas kelompok, yang paling penting menghidupkan kembali sekehe manyi yang pernah ada. Pihak koperasi sebagai penyelenggara program akan membeli berasnya. Demikian penjelasan Wayan Cita kepada krama petani Subak Umalayu.
Sedangkan Gebrakan di Subak Renon, Densel, yang diprakarsai oleh pengurus baru, membawa angin segar kepada pengurus subak yang ada di wilayah Denpasar Selatan. Di antaranya Subak Intaran Kangin yang dikomandani Ketut Subamia. Setelah panen di Subak Sanur, mereka, kata Wayan Cita akan segera menghubungi pihak koperasi.
Seiring waktu berjalan, banyak hikmah yang didapat dalam mengawal program Yarnen Bali Madani. “Ke depan, pihak koperasi akan membagi pekerjaan dari hulu ke hilir yang selama ini telah dilaksanakan. Kami ingin memberdayakan kelompok tani dengan lebih baik lagi sehingga meningkatkan potensi ekonomi setempat,” tandas Putu Sumedana Wahyu, Ketua Koperasi Kharisma Madani. (cuk)
Sumber : Tabloid Galang Kangin
Sumber : Tabloid Galang Kangin
Hambatan Menuju Bali Organik
Upaya menjadikan Bali sebagai pulau organik, menghadapi banyak hambatan. Program Bali Organik 2013 yang didengung-dengungkan sejak tiga tahun terakhir, ternyata tidak menargetkan penerapan sistem pertanian organik di seluruh lahan pertanian Bali."Program Bali Organik 2013 itu maksudnya adalah di 2013 kita harapkan sudah ada produk-produk pertanian organik dari petani kita yang masuk hotel, restoran, berupa sayur-mayur, buah-buahan, maupun tanaman hias. Setidaknya 25-40 persen produk pertanian yang ada di pasar merupakan produk organik di tahun itu. Artinya, kita menargetkan proses menuju organik itu sudah jalan," jelas Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Made Putra Suryawan.
Saat ini diperkirakan baru sekitar 25.000 hektar dari total 81.908 hektar luas areal pertanian di seluruh Bali yang sudah mulai merintis pertanian organik. Namun sebagian besar belum menerapkan pertanian organik sepenuhnya, melainkan semi organik dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan menambah pupuk organik. Jumlah tersebut terdiri atas 15.000 lahan pertanian yang mengikuti program sistem pertanian terintegrasi (simantri) dan 10.000 lahan pertanian yang mengikuti program subsidi ganda pupuk organik.
Kata Suryawan, menjadikan Bali sebagai pulau organik membutuhkan waktu yang tidak pendek. Dengan asumsi tidak terjadi gangguan biotik maupin abiotik seperti anomali cuaca dan lainnya, sebuah lahan pertanian diperkirakan membutuhkan waktu paling minim 8 tahun untuk bisa mendapat sertifikasi organik. Pasalnya, upaya menetralisir kandungan bahan kimia buatan dalam tanah tidak bisa serta merta. "Tetapi kalau ada problem-problem biotik dan abiotik seperti anomali cuaca seperti sekarang, bisa mundur lagi," jelasnya.
Langkah Terobosan
Organik dilakukan secara bertahap, untuk menjaga stabilitas produksi pertanian, terutama padi yang menjadi sumber pangan utama. Saat ini produksi padi Bali rata-rata mencapai 870 ton gabah kering giling per tahun. Jumlah produksi tersebut menjadikan Bali sebagai salah satu provinsi yang mengalami surplus beras.
Peralihan dari pertanian anorganik ke pertanian organik dipastikan bakal menyebabkan menurunnya kapasitas produksi pada tahap awal, karena ada proses penyesuaian tanah. "Saya tidak bisa memprediksi berapa besar penurunannya, karena setiap lahan berbeda-beda. Yang pasti akan terjadi penurunan produksi di tahap awal," kata dia.
Suryawan mengaku tidak mau terjadi stagnasi produksi padi di Bali yang mengancam ketahanan pangan, hanya karena penerapan pertanian
organik secara terburu-buru. "Ketahanan pangan kita akan turun akibat pertanian organik. Saya tidak mau itu terjadi. Karenanya yang organik jalan, yang tidak organik tetap jalan untuk pemenuhan kebutuhan pangan," kata dia.
Namun upaya menuju Bali Pulau Organik dipastikan tetap berjalan. Salah satunya dengan kebijakan pengurangan subsidi pupuk anorganik secara bertahap, dan penambahan subsidi pupuk organik. Di tahun 2011 ini, dari total subsidi pupuk Rp 4 miliar, hanya Rp 1 miliar digunakan untuk pupuk anorganik, sisanya untuk pupuk organik. Pada 2012, seluruh subsidi pupuk anorganik akan dihapuskan. "Jadi total subsidi Rp 4 miliar kita berikan dalam bentuk pupuk organik," kata dia.
Upaya menuju Bali organik juga diupayakan dengan memfasilitasi kelompok-kelompok tani organik mendapatkan sertifikasi dari lembaga independen. Hingga 2011 ini, sudah ada 12 kelompok tani yang mengantongi sertifikat produk
organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman. Produk pertanian yang disertifikasi beragam, mulai dari buah manggis, buah anggur, beras, sayur mayur, dan tanaman hias. Proses sertifikasi itu pun dibiayai langsung oleh Pemerintah Provinsi Bali. "Proses sertifikasi perlu biaya yang lumayan tinggi, dari 20 hingga 40 juta per satu sertifikat. Karenanya proses sertifikasi ini kita lakukan bertahap. Ini sebagai bukti bahwa komitmen kuat kita mewujudkan Bali organik," tegas Suryawan.
Upaya menuju Bali organik, tambah dia, terutama dirintis melalui kelompok-kelompok tani simantri (sistem pertanian terintegrasi) binaan pemerintah. Saat ini, sudah ada 150 kelompok simantri yang dibina pemerintah, dengan rata-rata jumlah petani 50 orang per kelompok. "Sekitar 40 persennya sekarang sudah mengarah ke pertanian organik. Setidaknya, mereka sudah mengurangi 75 persen penggunaan pupuk anorganik. Tetapi tentu perlu proses, tidak serta merta organik," katanya.
Ketua Yayasan Bali Organic Association (BOA), Luh Kartini, mengakui program Bali Organik sangat positif. Menjadikan Bali organik sangat mendesak mengingat penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan sudah cukup merusak alam Bali. "Tetapi memang perlu komitmen kuat untuk bisa menerapkan ini. Gerakan Bali organic harus didukung semua pihak, baik sektor pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, petani, pelaku pariwisata, dan lainnya," kata Kartini.
Diakui, beberapa pihak menyatakan program Bali Organik hanya sebagai lips service. "Namun sebenarnya tidak masalah disebut lips service. Setidaknya, sudah ada suatu gerakan di sini untuk menjadikan Bali organik. Ini sesuatu yang bagus, dan perlu kerjasama kita semua. Tidak bisa pemerintah sendiri," tambahnya.
Dikatakan, BOA sudah mendorong Bali organic sejak lama melalui berbagai kampanye. Namun upaya mendorong bali organic tersebut diakui tidak mudah, karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan lingkungannya. "Dan dengan dicanangkannya Bali Organic oleh pemerintah sekarang, ini satu kemajuan yang luar biasa sebenarnya. Dulu kita bermimpi untuk mendapat dukungan, sekarang ternyata sudah ada dukungan. Mari kita berpikir positif, bahwa segala sesuatu butuh evaluasi, ada kekurangannya jelas. Justru saatnya sekarang publik mendorong kekurangan-kekurangan ini. Saatnya semua pihak ikut ambil peran," harapnya. (viani)
Sumber : Tabloid Galang Kangin Edisi April 2012
IB Rai Dharmawijaya Mantra IDENTITAS BERNILAI EKONOMI
Produk tenun tradisional endek yang makin naik kelas, tidak bisa dipisahkan dari sosok Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Di bawah kepemimpinan sosok pria putra mantan Gubernur Bali Ida Bagus Mantra ini, Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya mengangkat “pamor” endek. Bagaiamana sebenarnya pandangan Rai Dharmawijaya Mantra terhadap kain tenun yang kerap disebut sebagai kain abadi ini? Berikut petikan wawancara Galang Kangin dengan Wali Kota Denpasar itu:
Apa yang melatarbelakangi kebijakan Anda untuk mengangkat endek?
Produksi endek merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif ini berdampak pada ekonomi rakyat, karena ini diproduksi rakyat secara langsung. Produk ini juga berbasis budaya unggulan. Ini suatu identitas. Makanya kalau bicara masalah budaya, bukan hanya kita terbatas bicara masalah seni, cara bertani, dan lain-lain, tetapi juga masuk pada masalah ekonomi.
Makanya sekarang kalau ingin memajukan dengan pemahaman yang lebih cepat dari masyarakat, apa yang merupakan kebiasaan-kebiasaan masyarakat ini, kita harus berdayakan lagi, kita harus bangkitkan lagi.
Upaya riilnya seperti apa?
Kita terus mengampanyekan endek pada setiap kesempatan. Even tahunan seperti Denpasar Festival dan juga even lain adalah momen yang bagus. Sekarang yang paling penting, kita mengimbau kepada masyarakat agar mendukung hal ini. Cara yang paling sederhana dengan menggunakan endek dalam berbagai kesempatan. Sebagai output daripada market.
Untuk perajinnya sendiri, kita lakukan pembinaan-pembinaan. Termasuk membantu pengadaan mesin tenun. Pembinaan kita lakukan terkait peningkatan kualitas, desain, kemasan segala macam, sehingga akan terjadi suatu transform untuk lebih meningkatkan nilai dan memberikan perajin martabat yang lebih. Dan tentu saja, yang utama, memberikan kesejahteraan kepada para perajin endek.
Apa kendala terbesar dalam memasyarakatkan endek?
Sebetulnya masyarakat pada intinya perlu informasi dan perlu suatu kebanggaan. Makanya kemarin dari kepala SKPD kita suruh dulu memakai. Terus dari perbankan, dan dari masyarakat. Jadi endek itu bukan hanya untuk uniform (seragam), tapi dia adalah fashionable.
Memang tidak mudah memasyarakatkan endek ini. Itu sama kayak batik maupun tenun-tenun di Indonesia lainnya yang merupakan kebanggaan bangsa. Kalau sekarang umpama, batik. Kalau orang yang sudah biasa buat endek, disuruh membatik kan susah dia. Kalau ini tidak dibangkitkan lagi, nanti dia nggak ada pekerjaan, juga sulit. Inilah tugas pemerintah, mencari yang lebih dekat pada masyarakat untuk dibangkitkan.
Harga endek yang cukup tinggi kadang membuat masyarakat enggan menggunakannya. Masyarakat kemudian memilih membeli batik dengan harga yang lebih murah. Bagaimana menurut Anda?
Sebetulnya, batik itu banyak dipakai karena lebih dulu saja. Sebenarnya masalah kain di mana-mana sama, tergantung pada mekanisme pasar. Kalau batik, umpamanya batik tulis, itu juga kita nggak terjangkau untuk membelinya. Selembar kain bisa sampai 5 juta. Tapi karena ini merupakan satu mass product, produk masyarakat, pengusaha-pengusaha itu pintar, ada batik yang murah, yang kualitasnya memang tidak sama dengan produk yang batik tulis itu.
Menurut Anda, apakah endek perlu juga dibuat versi murahnya?
Kalau buat saya, sebenarnya antara endek dan batik dalam mekanisme pasar, dia akan berkembang sendiri. Sebenarnya kalau batik, endek, batik tulis, itu sebenarnya barang eksklusif, karena semua itu handmade (buatan tangan). Tapi kalau namanya mekanisme pasar, sama kayak rekaman-rekaman video itu, pembajakan, diprint segala macam, akhirnya kesan murah itu ada. Memang sulit kita mengatasi masalah-masalah seperti itu. Tapi yang penting sekarang, yang merupakan produk perajin itu bagaimanapun harus terus kita bantu, kembangkan, dan kita kuatkan.
Bagaimana perkembangan endek saat ini menurut Anda?
Saya lihat endek sudah semakin dikenal. Bahkan sudah sampai ke luar negeri. Di Jakarta pun, banyak sekali desainer-desainer yang mulai menggunakan endek. Saya lihat di acara music sebuah tv swasta, beberapa orang menggunakan endek. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menteri-menteri, sekarang juga suka pakai endek. Ini sebuah kebanggaan.
Apa sebenarnya kekuatan endek Denpasar dibandingkan dari daerah lain di Bali?
Kita tidak ingin bicara produk endek Denpasar atau luar Denpasar. Yang pasti, memang kekuatan Denpasar adalah sentral market. Denpasar adalah tempat promosi yang efektif. Jadi ya, kita nggak usah bicara desain endek itu khusus desain endek Denpasar. Jangan. Pasar Denpasae terbuka untuk yang lain. Kami hanya bicara masalah endek, dan kami membangkitkan kreativitas dan ide-ide masyarakat. Silahkan berkreasi, dari desainnya, bentuknya, dan lain-lain, silahkan. Mau digabung pakai jeans, dijadikan tas, silahkan. Inilah yang namanya Denpasar kreatif, jangan pemerintahnya saja yang kreatif, tapi masyarakat juga harus kreatif.
Sumber : Tabloid Galang Kangin (edisi : 3/3/2012)
Apa yang melatarbelakangi kebijakan Anda untuk mengangkat endek?
Produksi endek merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif ini berdampak pada ekonomi rakyat, karena ini diproduksi rakyat secara langsung. Produk ini juga berbasis budaya unggulan. Ini suatu identitas. Makanya kalau bicara masalah budaya, bukan hanya kita terbatas bicara masalah seni, cara bertani, dan lain-lain, tetapi juga masuk pada masalah ekonomi.
Makanya sekarang kalau ingin memajukan dengan pemahaman yang lebih cepat dari masyarakat, apa yang merupakan kebiasaan-kebiasaan masyarakat ini, kita harus berdayakan lagi, kita harus bangkitkan lagi.
Upaya riilnya seperti apa?
Kita terus mengampanyekan endek pada setiap kesempatan. Even tahunan seperti Denpasar Festival dan juga even lain adalah momen yang bagus. Sekarang yang paling penting, kita mengimbau kepada masyarakat agar mendukung hal ini. Cara yang paling sederhana dengan menggunakan endek dalam berbagai kesempatan. Sebagai output daripada market.
Untuk perajinnya sendiri, kita lakukan pembinaan-pembinaan. Termasuk membantu pengadaan mesin tenun. Pembinaan kita lakukan terkait peningkatan kualitas, desain, kemasan segala macam, sehingga akan terjadi suatu transform untuk lebih meningkatkan nilai dan memberikan perajin martabat yang lebih. Dan tentu saja, yang utama, memberikan kesejahteraan kepada para perajin endek.
Apa kendala terbesar dalam memasyarakatkan endek?
Sebetulnya masyarakat pada intinya perlu informasi dan perlu suatu kebanggaan. Makanya kemarin dari kepala SKPD kita suruh dulu memakai. Terus dari perbankan, dan dari masyarakat. Jadi endek itu bukan hanya untuk uniform (seragam), tapi dia adalah fashionable.
Memang tidak mudah memasyarakatkan endek ini. Itu sama kayak batik maupun tenun-tenun di Indonesia lainnya yang merupakan kebanggaan bangsa. Kalau sekarang umpama, batik. Kalau orang yang sudah biasa buat endek, disuruh membatik kan susah dia. Kalau ini tidak dibangkitkan lagi, nanti dia nggak ada pekerjaan, juga sulit. Inilah tugas pemerintah, mencari yang lebih dekat pada masyarakat untuk dibangkitkan.
Harga endek yang cukup tinggi kadang membuat masyarakat enggan menggunakannya. Masyarakat kemudian memilih membeli batik dengan harga yang lebih murah. Bagaimana menurut Anda?
Sebetulnya, batik itu banyak dipakai karena lebih dulu saja. Sebenarnya masalah kain di mana-mana sama, tergantung pada mekanisme pasar. Kalau batik, umpamanya batik tulis, itu juga kita nggak terjangkau untuk membelinya. Selembar kain bisa sampai 5 juta. Tapi karena ini merupakan satu mass product, produk masyarakat, pengusaha-pengusaha itu pintar, ada batik yang murah, yang kualitasnya memang tidak sama dengan produk yang batik tulis itu.
Menurut Anda, apakah endek perlu juga dibuat versi murahnya?
Kalau buat saya, sebenarnya antara endek dan batik dalam mekanisme pasar, dia akan berkembang sendiri. Sebenarnya kalau batik, endek, batik tulis, itu sebenarnya barang eksklusif, karena semua itu handmade (buatan tangan). Tapi kalau namanya mekanisme pasar, sama kayak rekaman-rekaman video itu, pembajakan, diprint segala macam, akhirnya kesan murah itu ada. Memang sulit kita mengatasi masalah-masalah seperti itu. Tapi yang penting sekarang, yang merupakan produk perajin itu bagaimanapun harus terus kita bantu, kembangkan, dan kita kuatkan.
Bagaimana perkembangan endek saat ini menurut Anda?
Saya lihat endek sudah semakin dikenal. Bahkan sudah sampai ke luar negeri. Di Jakarta pun, banyak sekali desainer-desainer yang mulai menggunakan endek. Saya lihat di acara music sebuah tv swasta, beberapa orang menggunakan endek. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menteri-menteri, sekarang juga suka pakai endek. Ini sebuah kebanggaan.
Apa sebenarnya kekuatan endek Denpasar dibandingkan dari daerah lain di Bali?
Kita tidak ingin bicara produk endek Denpasar atau luar Denpasar. Yang pasti, memang kekuatan Denpasar adalah sentral market. Denpasar adalah tempat promosi yang efektif. Jadi ya, kita nggak usah bicara desain endek itu khusus desain endek Denpasar. Jangan. Pasar Denpasae terbuka untuk yang lain. Kami hanya bicara masalah endek, dan kami membangkitkan kreativitas dan ide-ide masyarakat. Silahkan berkreasi, dari desainnya, bentuknya, dan lain-lain, silahkan. Mau digabung pakai jeans, dijadikan tas, silahkan. Inilah yang namanya Denpasar kreatif, jangan pemerintahnya saja yang kreatif, tapi masyarakat juga harus kreatif.
Sumber : Tabloid Galang Kangin (edisi : 3/3/2012)
Subscribe to:
Comments (Atom)


